2.1 Pengertian Hyperemesis
gravidarum
2.1.1 Hyperemesis gravidarum
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan
muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk (Mansjoer, A dkk, 2001).
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi
(Mochtar, R, 1998).
Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk.
(Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi
sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan
karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya
2.1.2 Etiologi
a. Tingginya
tingkat estrogen dan hypertyroidisme karena meningkatnya HCG.
b. Faktor
psikologis.
c. Ambivalence
dan konflik menjadi ibu, perubahaan body image.
d. Sebab
pasti belum diketahui, frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor-faktor predisposisi adalah :
a)
Sering terjadi pada primigravida, mola
hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b)
Faktor organik, karena masuknya vili
khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.
c)
Faktor psikologi, keretakan rumah
tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut memikul tanggung jawab, dan sebagainya.
d)
Faktor endokrin lainnya, hipertiroid,
diabetes dan lain-lain
e)
2.1.3 Manifestasi Klinis
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
a. Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol
menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
b. Tingkatan II :
Penderita tampak
lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan
nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit
ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah,
hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
c. Tingkatan III:
Keadaan umum
lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi
kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat
terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan
gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan
ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya
ikterus adalah tanda adanya payah hati.
2.1.4 Tanda dan Gejala
a. Muntah
yang hebat
b. Haus
c. Dehidrasi
d. BB
menurun (>1/10 normal)
e. Keadaan
umum menurun
f. Peningkatan
suhu tubuh
g. Ikterik
h. Gangguan
kesadaran, delirium
i.
Lab : proteinurine, ketonuria, urobilinogen. Biasanya terjadi pada minggu ke 6-12
2.2 Patofisiologi
Hiperemesis
gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
1.
Hiperemesis
gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan
aseton dalam darah. Sehingga terjadi gangguan kesimbangan asam basal.
2.
Kekurangan
cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Mengakibatkan gangguan
keseimbangan cairan dan perfusi jaringan.
3.
Kekurangan
kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Dan terjadi gangguan nutrisi.
4.
Selain
dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat
perdarahan gastro intestinal.
2.2.2
Uji Diagnostik
Data laboratorium :
§ kadar
potassium, sodium, klorida, dan protein menurun
§ hemoglobin
dan hematokrit menurun
§ urinalisis
: adanya keton dan kadang-kadang adanya protein
§ kadar
vitamin dalam darah menurun
§ BUN, non
protein nitrogen, uric acid meningkat
§
LFT
2.2.3 Penatalaksanaan
a.
Pemberian antiemetik
b.
Dipuasakan selama masih muntah
c.
Monitor intake dan output
d.
Obat-obatan
Obat yang diberikan biasanya
sedatif adalah fenobarbital, vitamin yang
dianjurkan vitamin B1, dan vitamin B6.
e.
Isolasi
Penderita diberikan kamar yang
tenang, tetapi cerah dan sirkulasi udara yang baik, catat cairan yang keluar
dan masuk.
f.
Terapi psikologik
Penderita perlu diyakinkan
bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
g.
Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang
cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% sampai 10% dalam
cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter/hari.
h.
Penghentian kehamilan
Pada sebagian
kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur, usahakan mengadakan
pemeriksaan medik atau psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
takikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan.
2.2.3.1
Penatalaksanaan Terbaru
Hyperemesis
gravidarum sangat beragam tergantung dari beratnya gejala yang terjadi.
Tatalaksana dini dapat berpengaruh baik pada pasien. Ketika menatalaksana ibu
dengan HG, pencegahan serta koreksi kekurangan nutrisi adalah prioritas utama
agar ibu dan bayi tetap dalam keadaan sehat.
Pasien dapat dirawat karena mual dan muntah yang berlebihan disertai
koreksi untuk gangguan elektrolit dan cairan. Pemberian nutrisi oral (melalui
mulut) dapat diberikan pada pasien secara perlahan-lahan, dimulai dengan
makanan cair, kemudian meningkat menjadi makanan padat dalam porsi kecil yang
kaya akan karbohidrat. Saran-saran yang diberikan pada ibu yang mengalami HG adalah:
o Menyarankan ibu hamil
untuk mengubah pola makan menjadi lebih sering dengan porsi kecil
o Menganjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dan teh hangat dan menghindari makanan
berminyak serta berbau lemak
o Jika
dengan cara diatas tidak ada perbaikan maka ibu hamil tersebut diberi obat
penenang, vitamin B1 dan B6, dan antimuntah
o Perawatan
di Rumah sakit bila keadaan semakin memburuk
o Cairan
infus yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. Bila perlu ditambahkan
vitamin B kompleks, vitamin C, dan kalium
o Terapi
psikologis apabila penanganan dengan pemberian obat dan nutrisi yang adekuat
tidak memberikan respon
2.2.4 Terapi
a.
Mengatasi dehidrasi dengan
pemberian infuse
b.
Mengatasi kelaparan dengan
pemberian nutrisi & vitamin melalui NGT atau perinfus
c.
Mengobati neurose dengan
psikoterapi sedativa dan isolasi
d.
Penanganan hiperemesis gravidarum tergantung dari
tingkat berat ringannya gejala, berkisar dari tindakan konservatif seperti
perubahan pola diet pada penderita dengan gejala yang ringan, hingga pemberian
obat-obatan, nutrisi parenteral total (NPT) pada gejala yang berat. Terminasi
kehamilan karena hiperemesis sudah sangat jauh berkurang.
2.2.5 Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Ikterik
c. Takikardi
d. Alkalosis
e. Kelaparan
f. Menarik
diri, depresi
g. Ensefalopati
wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental
h. Suhu
tubuh meningkat
i. Gangguan
emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga
2.2.6 Pencegahan
Prinsip
pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum
dengan cara :
a.
Memberikan penerangan
tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tapi sering
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
erlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.
e. makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan
f. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan
panas atau sangat dingin
g. Defekasi teratur
h. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula.
1.3
Perbedaan Morning Sickness
dengan Hyperemesis gravidarum
2.3.1 Morning Sickness
a.
Mual kadang disertai muntah
b.
Mual berkurang pada 12 mgg kehamilan
c.
Muntah tidak menyebabkan dehidrasi
d.
Masih toleran terhadap makanan tertentu
1.3.2
Hyperemesis Gravidarum
§ Mual berat disertai muntah
§ Mual tidak berkurang setelah 12 mgg kehamilan
§ Muntah menyebabkan
dehidrasi berat
§ Tidak toleran terhadap
makanan
1.4
Asuhan Keperawatan secara
Teoritis
A.
Pengkajian
Keperawatan
1. Keluhan
● Muntah yang hebat
● Mual, muntah pada pagi hari dan setelah
makan
● Nyeri epigastrik
● Merasa haus
● Tidak nafsu makan
● Muntah makanan/cairan asam
2. Faktor predisposisi
● Umur ibu < 20 tahun
● Multiple gestasi
● Obesitas
● Trofoblastik desease
3. Pemeriksaan fisik (Riview
of System)
1)
Wajah dan mulut
Muka
terlihat pucat dan anemis konjungtiva, palpebra, kelihatan pucat dan mata
cowong. Bibir kering menunjukkan adanya gangguan keseimbangan cairan elektrolit
serta penurunan oksigen dalam darah. Pada mulut terdapat hawa pernafasan berbau
asam karena cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi sehingga oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton, asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah
yang dapat mempengaruhi hawa pernafasan, pada lidah kering dan pecah-pecah
akibat muntah yang berlebihan.
2)
Dada dan thorax
Pada
payudara terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae dan payudara tegang, bentuk
puting menonjol. Dan terdapat nyeri tekan pada daerah cardia, kadang-kadang
juga pada daerah hepar.
3)
Abdomen
o Inspeksi :
pada hiperemesis gravidarum terjadi anoreksia, mual muntah sehingga turgor
kulit menurun, bentuk perut terlihat cekung dan belum terlihat tanda-tanda
linea alba karena umur kehamilan yang masih muda.
o Palpasi :
tidak ada nyeri tekan, pemeriksaan pada leopold I untuk menentukan usia
kehamilan dan bagian apa dalam Fundus karena dengan usia kehamilan yang masih
muda.
o Auskultasi :
terdengar bunyi peristaltik usus menurun diakibatkan karena kurangnya aktivitas
dan masukan makanan yang kurang.
4)
Integumen dan kuku
Turgor
kulit kembali lebih 1 detik, pergerakan bebas dan lemah, kulit yang pucat,
kering dan keluar keringat dingin terutama ujung-ujung ekstremitas.
5) Ekstremitas
Pada
ekstremitas bawah dan atas biasanya lemah yang diakibatkan muntah yang terus
menerus sehingga tidak terdapat cadangan karbohidrat dalam tubuh sehubungan
dengan proses penyakit.
6) Genetalia
Meningkatnya
keluaran cairan vagina separti keputihan merupakan hal yang normal dalam
kehamilan. Keluaran yang jumlahnya makin meningkat ini terjadi karena perubahan
hormon dan berwarna keputih-putihan, biasanya kental atau cair. Hal ini
bukanlah gejala suatu masalah..
4. Data
laboratorium:
- Proteinuria
- Ketonuria
- Urobilinogen
- Penurunan kadar potasium, sodium, klorida,
dan protein
- Kadar vitamin menurun
- Peningkatan Hb dan Ht
B.
Diagnosa
Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1.
Gangguan keseimbangan cairan kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah yang berlebihan atau intake
cairan kurang
2.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah atau kurangnya intake nutrisi
3.
Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif, perubahan
psikologi kehamilan.
4.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan.
C.
Rencana
Keperawatan
Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah yang berlebihan atau
intake cairan kurang
Intervensi :
1.
Tentukan
frekuensi atau beratnya mual/muntah.
2.
Tinjau ulang
riwayat kemungkinan masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.
3.
Kaji suhu
badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine.
Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar.
4.
Anjurkan
peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah
sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari
tidur.
Rasional :
1.
Memberikan
data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik
gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas
gastrik memperberat mual/muntah pada trimester.
2.
Membantu
dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam
mengidentifikasi intervensi.
3.
Sebagai
indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
4.
Membantu
dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
Diagnosa 2: Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah atau kurangnya intake nutrisi
Intervensi:
1.
Batasi intake
oral hingga muntah berhenti.
2.
Berikan obat anti
emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
3.
Pertahankan
terapi cairan yang diprogramkan.
4.
Catat intake
dan output.
5.
Anjurkan
makan dalam porsi kecil tapi sering
6.
Anjurkan
untuk menghindari makanan yang berlemak
7.
Anjurkan untuk
makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum
bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
8.
Catat intake
TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
9.
Kolaborasi
dengan tim medis lain dalam pemberian obat.
Rasional:
1.
Memelihara
keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
2.
Mencegah
muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
3.
Koreksi
adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit.
4.
Menentukan
hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
5.
Dapat
mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
6.
Dapat
menstimulus mual dan muntah
7.
Makanan
selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
8.
Untuk
mempertahankan keseimbangan nutrisi.
9.
Untuk
mengetahui pemberian obat dengan benar.
Diagnosa 3: Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif, perubahan
psikologi kehamilan
Intervensi:
1.
Kontrol
lingkungan klien dan batasi pengunjung.
2.
Kaji tingkat
fungsi psikologis klien
3.
Berikan
support psikologis
4.
Berikan
penguatan positif
5.
Berikan
pelayanan kesehatan yang maksimal.
Rasional:
1.
Untuk
mencegah dan mengurangi kecemasan
2.
Untuk menjaga
intergritas psikologis
3.
Untuk
menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
4.
Untuk
meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
5.
Penting untuk
meningkatkan kesehatan mental klien
Diagnosa 4: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi :
1.
Anjurkan
klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
2.
Anjurkan
klien untuk menghindari mengangkat berat.
3.
Bantu klien
beraktifitas secara bertahap.
4.
Anjurkan
tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
Rasional :
1.
Menghemat
energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan
kelelahan/kepekaan uterus.
2.
Aktifitas
yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
3.
Aktifitas
bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi
kebutuhannya.
4.
Tingkat
aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.
D.
Implementasi
Diagnosa 1:Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan muntah yang berlebihan atau intake cairan kurang
1.
Menentukan
frekuensi atau beratnya mual/muntah.
2.
Menanyakan ulang
riwayat kemungkinan masalah medis lain.
3.
Mengkaji suhu
badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine.
Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar.
4.
Menyuruh
meningkatkan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah
sedikit.
Diagnosa 2:Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah atau kurangnya intake nutrisi
1.
Mengontrol
intake oral hingga muntah berhenti.
2.
Memberikan obat
anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah.
3.
Mempertahankan
terapi cairan yang diprogramkan.
4.
Mencatat intake
dan output.
5.
Menyuruh makan
dalam porsi kecil tapi sering
6.
Melarang untuk
memakan makanan yang berlemak
7.
Menyuruh
untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti.
8.
Mengobservasi
intake TPN.
9.
Kolaborasi
dengan tim medis lain dalam pemberian obat
Diagnosa 3:Cemas berhubungan
dengan Koping tidak efektif, perubahan psikologi kehamilan.
1.
Menjaga
lingkungan klien dan batasi pengunjung.
2.
Mengkaji
tingkat fungsi psikologis klien
3.
Mengkasih
support psikologis
4.
Memberi
penguatan positif
5.
Merawat dalam
pelayanan kesehatan yang maksimal
Diagnosa 4:Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan
1.
Menyuruh klien
membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
2.
Melarang klien
untuk menghindari mengangkat berat.
3.
Mengajak klien
beraktifitas secara bertahap.
4.
Mengajarkan tirah
baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
E.
Evaluasi
1. Mual dan mutah tidak
ada lagi.
2.
Keluhan subyektif tidak ada.
3. Tanda-tanda vital baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Irene, M,
(1995), Perawatan Maternitas dan Ginekologi, cetakan 2, IAPKP, Bandung.
Hamilton, P, M,
(1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6,
cetakan 1, Jakarta : EGC.
Mansjoer, A,
dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta :
Penerbit Media Aesculapius FKUI.
Jaffe, Marie, S,
etc (1989), Maternal Infant Health Care Plans, Springhouse corporation.
Mochtar, R,
(1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi
2, Jilid 1, Jakarta : EGC.
Taber, B, (1994), Kapita
Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta : EGC
Hotel Casino & Spa, San Antonio, TX - Mapyro
BalasHapusFind 제주도 출장마사지 your way around the 춘천 출장샵 casino, find rooms, restaurants, and bars, and find 전라남도 출장샵 a spot for 바카라 사이트 everyone. It's always fun 원주 출장샵 to stay at your property, and the area